Menjadi “Sandwich Generation” yang Beriman

TheTorah.com

Musa sering mengingatkan orang Israel untuk mengajarkan Hukum Taurat kepada anak-anak mereka.

Ulangan 11:19-21. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu, supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi.

Mengapa ajaran Tuhan harus diulang-ulang kepada keluarga mereka? Pernahkah Anda bertanya demikian?

1. Generasi baru Israel tidak pernah menyaksikan pekerjaan Tuhan saat keluar dari Tanah Mesir dan selama perjalanan di padang gurun. Berikut adalah 3 contoh dari banyaknya keajaiban Tuhan di padang belantara:

  • Seorang malaikat Allah, tiang awan dan api menjaga orang banyak itu (Keluaran 13:21-22; 14:19).
  • Angin kencang membuka jalan bagi bangsa Israel melalui laut (Keluaran 14:21-29).
  • Roda kereta orang Mesir dibuat berbelok; tentara tenggelam di laut (Keluaran 14:25-31)

    2. Mereka tidak hadir saat penampakan-Nya di Gunung Sinai.

    Keluaran 19:16,17. Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.

    Maka dari itu anak-anak bergantung pada orang tua untuk menggambarkan dan menjelaskan hal-hal ini kepada mereka. Anak-anak mengembangkan pandangan hidup mereka dari pandangan hidup orang tua. Jadi, orang tua modern harus mencari cara untuk menyampaikan kebaikan dan kebesaran Tuhan kepada generasi berikutnya. Seperti,

    1. Menjelaskan bagaimana kamu mengenal Tuhan.

    Tumbuh besar di dalam gereja merupakan tempat yang nyaman bagi anak-anak untuk mengenal Tuhan. Namun, terkadang keyakinan mereka bisa goyah ketika mereka mengenal dunia yang lebih luas. “Adakah Tuhan di luar sana?” Disinilah orang tua bisa membimbing anak-anak untuk menggenggam iman mereka sebagai iman pribadi mereka; bukan iman orang tua mereka. 

    1. Menceritakan kisah tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam hidupmu.

    Siapa yang tidak suka mendengarkan sebuah cerita? Paling tidak kebanyakan orang suka mendengarnya. Tanpa maksud mengajari atau mengkhotbahi, bagikan kisah Anda apa adanya dengan anak-anak Anda. Fokuskan cerita tersebut kepada Tuhan yang baik dan Maha Kuasa.

    1. Membagikan bagaimana kesulitan membuatmu bertumbuh secara rohani.

    Cerita masa lalu Anda mungkin tidak semuanya patut diteladani. Tetapi itu nyata. Generasi muda zaman sekarang cenderung lebih realistis dan menghindari dongeng belaka. Perlihatkan bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup Anda, dari keterpurukan Anda.

    1. Berdoa bersama saat makan, sebelum tidur, atau saat peristiwa penting sedang berlangsung.

    Rutinitas kerohanian penting untuk membangun kehidupan beriman yang konsisten. Gunakan waktu kebersamaan Anda untuk memuji, bersyukur dan bersandar kepada Tuhan dalam doa. 

    1. Mengundang anak-anak ke dalam suka, duka, keberhasilan, dan kegagalanmu bersama Tuhan selama hidup.

    Orang tua bisa juga terbuka dan menunjukkan kelemahan mereka. Disinilah anak-anak melihat realita kehidupan dan realita bahwa Tuhan itu nyata dan Maha Memperhatikan. Rasul Paulus tidak malu menyatakan kelemahannya dalam 2 Korintus 12:9: “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”

    Anak-anak kita perlu melihat kita sebagai orang yang NYATA dengan iman yang NYATA. Dengan menjadikan Tuhan bagian dari percakapan kita sehari-hari, kita memberi anak-anak kita gagasan konkret tentang iman, yang dapat mereka bangun sambil mereka mengembangkan hubungan mereka sendiri dengan Tuhan. Niscaya, inilah yang akan menjadi sandwich generation beriman kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Kasih.

    Penulis: Ivetta Inaray

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *